09/05/10

Belajar dari status di Facebook.

Apa saja benih yg kita rawat secara konsisten, pasti berbuah. Tanam benih mangga, berbuah mangga. Tanam benih jambu, berbuah jambu. Tanam benih cabe, berbuah cabe. Rujak yuuuk..

Satu setengah tahun menjadi Facebook-in (Facebooker in English, kalau bahasa Arab belakangnya-in) saya suka baca status orang, group, dan page. Ada yg 'bergizi' ada pula yg 'sakit' alias ngeluuuuh melulu.

Saya sukaaa bgt status yg isinya : doa, mutiara hadist, motivasi, dan humor tebak2an. Dan klo saya perhatiin, orang yg isi status facebook-nya positif, pasti dpt respon kebanyakan positif juga. Sepertinya, status positif, menarik teman-teman yang positif.

Sebaliknya, orang yg status facebook-nya negatif, kebanyakan mendapat respon negatif juga. Termasuk saya kadang-kadang. Saya merasa, klo saya tulis status yg negatif, komentar-komentar yg dtg pasti malah bikin perasaan saya semakin bete.

Saya pernah nonton video The Secret: The Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik). Menurut Science, pikiran kita ini pemancar yg menarik semua hal yg frekuensinya sama. Jika kita berpikir negatif maka pikiran akan menarik semakin banyak hal negatif terjadi pada hidup kita. Jika pikiran positif, maka ia menarik semakin banyak hal positif, kondisi-kondisi positif, teman-teman yg positif.

Bagaimana bisa berpikir positif, kalau perasaannya beteee mulu. Bisa berubah kok, bener, kalau mau. Caranya: ubah dulu mood-nya menjadi positif. Bermain dengan bayi, mendengarkan musik yg bikin semangat, nonton lawak, adalah salah tiga contohnya. Begitu mood berubah enak, pasti pikiran bisa lebih positif.

Kita, nggak bisa mengubah orang lain, nggak bisa menuntut orang lain seperti maunya kita. Kita nggak bisa menolak masalah. Tapi kita bisa mengubah sikap kita, respon kita, sehingga keadaan jadi lebih enak, positif, menyenangkan.

Minggu lalu kami yang tinggal di Jakarta Timur heboh PDAM off, gosipnya seminggu. Kami sekeluarga pagi-pagi minta bantuan tetangga, berbagi air buat MCK (mandi cuci kakus). Supaya lebih irit lagi, siang hari MCK nomaden, mampir di masjid, di pombensin, di bank. Kami tak terpengaruh gosip. Sorenya saya tonton berita, Pak Fauzi Bowo (Gub DKI) janji paling lambat Senin sudah lancar. Saya pikir, berarti Sabtu sudah normal bisa MCK di rumah. Pengalaman saya bikin System di kantor, target Senin implementasi, Jumat sebelumnya sudah selesai tes dan layak pakai. Alhamdulillah Sabtu subuh kami sudah bisa MCK di rumah sendiri :)

Bersyukur, amat sangat disarankan, untuk menarik semakin banyak berkah, kesehatan, kelimpahan, kemakmuran, kebahagiaan, datang dalam hidup kita.

Kalau mulai berasa nggak enak, bete, sengsara, sebenarnya kita punya pilihan: ngeluh, complaint, atau memilih berpikir jernih, bersyukur hidup kita tetap masih lebih baik dari gelandangan di sekitar kita, korban perang di Palestina, kekeringan kelaparan di Afrika.

Jadi, hidup ini (memang) pilihan. Kita sengsara, karena kita sendiri yang memilihnya. Kita bahagia, karena kita sendiri yang telah memilih jalan kebahagiaan. Kita sukses, karena kita sendiri yang telah memilih jalan kesuksesan. Kita punya teman-teman baik karena kita sendiri yang memilih mereka. Kita sehat karena kita sendiri yang memilih jalan hidup sehat. Kita makin pinter karena kita sendiri yang memilih jalan ilmu. Dan seterusnya.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi jalan kebaikan dan menjadi penutup jalan keburukan. Dan diantara manusia juga ada yang menjadi jalan keburukan dan menjadi penutup kebaikan. Maka, berbahagialah orang yang Allah jadikan jalan-jalan kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah bagi orang yang Allah jadikan jalan-jalan keburukan melalui tangannya.” (HR Ibnu Majah, dihasankan Al-Bani)

Kata emak tetangga saya, pagi-pagi tu jangan ngerungsing (bete, ngeluh) aja bawaan, pamali, jauh jodoh, jauh rejeki... sana mandi, dandan, sedekah, senyum, senangkan orang lain, biar rejeki lancar...

Wallahu'alam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar