18/11/11

Beda Firqah = Sesat?

Gara-gara status : Ga nyaman dh, denger ada Ustd yg ceramahnya baguuuss tapi ujungnya ngehujat Hasan al Banna. Hmmm langsung ill feel. Gue ngga kenal2 bgt, gue juga bukan org pergerakan, tapi gue tau Hasan al Banna itu ulama besar, bolak balik masuk penjara, karya2nya diakui dunia Islam masih kepake' sampe sekarang, sementara Ustad muda ini? Blom ktauan "ending"nya bgmn, apakah mampu berhasil lebih baik dari Ulama tsb. Intip QS al Hujurat 49: 12, org yg ngejelek2in sodaranya sndiri itu sama rendahnya dgn org yg makan daging bangkai..


Saya jadi terlibat diskusi serius dengan akhwat ****** [sensor nama golongannya] yang sepertinya mereka merasa sangat tak nyaman baca status ini, karena tidak sekali dua saja saya tulis status yang serupa tapi tak sama. Latar belakangnya berawal dari ceramah-ceramah yang saya simak di sebuah perumahan, dan melalui radio. Imej pertama, saya suka. Tausiyahnya bagus. Ustadnya muda dan cerdas.


Sampai pada suatu hari, seseorang dari jamaah itu meminjamkan saya buku berjudul Mulia Dengan ****** Saya baca, saya berusaha cerna dengan hati, dan pemahaman yang saya akui masih level cicurut. Buku ini secara umum bagus, menginspirasi, banyak hal baru yang semakin membuka wawasan saya. Sampai pada bab Firqah-Firqah yang Sesat, disebutkan di situ nama banyak golongan. Sampai di sini, saya punya pemahaman sendiri.


Pekan berikutnya saya menghadiri kajian tentang Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah. Alloh memberikan bonus pahala dan doa-doa diijabah atas amal sholih yang kita lakukan pada 10 hari pertama tersebut. Bangun solat malam, baca alQuran, berpuasa, berdzikr. Ustadnya menekankan, beribadahlah sesuai tuntunan Rasululloh Saw. Mengerjakan selain yang dicontohkan, sama dengan Bid'ah. Jreng jreeeng.. Eng ing eeeng... Sampai pada sesi pertanyaan, ada yang bertanya, "Ada dzikr pagi dan sore, yang redaksinya Hasan al Banna, menurut Ustad gimana?" Saya kaget dengan jawaban Ustad, yang terkesan mengolok-olok mendiang Hasan al Banna. Intinya dzikr al Ma'tsurat itu bid'ah.


Sampai di rumah, saya cari dan baca ulang buku dzikr al ma'tsurat. Ada kok, lampiran hadits2nya. Shohih. Kecuali doa Robithah (persatuan), namun saya pikir doa ini sama tujuannya dengan saat saya minta dikasih rumah, kendaraan, bisnis yang sukses, suami yang sholeh, anak cucu keturunan yg sholeh/ha. Lalu saya cari informasi profil, biografi, dan karya-karya lainnya Hasan al Banna. Secara umum 80% saya mendapat kesan yang sangat positif, krn Ulama besar ini juga punya jasa dalam turut melobby PBB utk mengakui kemerdekaan RI. Dua puluh persennya kontroversi. Ya, manusia tak ada yg sempurna tho. Inilah yang melatarbelakangi saya menulis status di atas.


Saya pernah mendengar ceramah di sebuah radio, Ustadnya juga (saya berpikir positif saja ya) keceplosan menyebut sebuah nama golongan menceritakan "kesesatan"nya. Ada pendengar yang protes melalui telefon sampai hampir menangis mengatakan bahwa apa yang Ustad ceritakan itu dusta, fitnah. Ustad itu diam. Begitu telfon ditutup, Ustad itu menjawab secara dingin, "Baik terima kasih ibu atas masukkannya." tapi tetap saja beliau ulang uraiannya tentang "kesesatan" golongan tersebut. Saya juga merasa tak nyaman mendengarnya, meskipun saya bukan jamaah dari golongan itu.


Akhwat yang terlibat diskusi seru dengan saya kemarin, menganggap orang-orang yang yang tersebut di dalam buku yang saya baca, atau yang disebut-sebut oleh Ustad di radio, belum mengikuti ajaran Islam sesuai alQuran dan hadits YANG SHOHIH, sedangkan kita seharusnya mengikuti guru yang lurus yang tidak melibatkan hawa nafsunya. Saya pikir, "Dari mana kita bisa yakin mereka itu sesat? Dari mana kita bisa yakin seorang guru itu lurus mengajar 100% terbebas dari hawa nafsu?"


Ya. Benar, hidup saya masih mengikuti hawa nafsu. Tanpa hawa nafsu mungkin saya tak akan berkeinginan menikah, punya anak, menyenangkan orangtua, yang hal itu semua juga diperintahkan dalam syariat ini dan ada ganjaran keutamaannya.


Dari pada menghujat "menyesat-nyesatkan" orang-orang yang masih bersyahadat, lebih baik investasikan waktu kita untuk mengajak muslimah yang masih "telanjang" untuk menutup aurat, yang belum solat ajak solat, yang berzinah yang korupsi untuk bertobat, ajarin yang miskin untuk berani kaya, yang kaya bersedekah, dan masih banyak pe er ummat lainnya yang lebih mendesak. Masa' Yusuf Mansur di-cap bid'ah, Aa Gym bid'ah, Mamah Dedeh bid'ah, Habib Munzir bid'ah. Apakah pantas Anda memvonis orang yang mengajak solat, sedekah, menutup aurat, dengan label "sesat" dan "bathil" padahal mereka itu masih bersyahadat, padahal Anda sendiri juga masih belajar? Ini, mengajak kepada Alloh dan Rosul-Nya, atau mengajak kepada golongan ya? Jadi kayak MLM ajaah :D


Saya pikir, dari pada buang umur berdebat dengan mereka, lebih baik saya share di blog ini, di twitter, di facebook, akan banyak yang baca, akan lebih bermanfaat insyaAlloh.
Belajar ilmu agama itu wajib hukumnya. No Excuse. Ingat, ketika kita berhenti belajar, cepat lambat hidup pasti hancur. So, lanjutkan! Ilmu bisa dapat dari mana saja : taklim, buku, sharing dengan orang-orang shalih, internet, radio, TV. Tapi ingeeet, jangan asal telen yaah. Bacalah banyak buku, milikilah banyak menthor, cerna dengan pikiran dan hati, supaya kita tetap bisa kritis terhadap ilmu-ilmu yg kita terima. Wallohu'alam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar